Minggu, 24 April 2016

Laporan Kasus: CHF di RSUD Arifin Achmad


BAB III
LAPORAN KASUS
 
CHF
A.    PENGKAJIAN
              I.          IDENTITAS PASIEN
Nama                                  : Tn. S
T.T.L                                   : 03-12-1958
Umur                                  : 57 tahun
Jenis Kelamin                     : Laki-Laki
Suku Bangsa                       : Jawa
Tanggal Masuk                   : 11 April 2016
Tanggal Pengkajian            : 12 April 2016
Dari/Rujukan                      : Poli RSUD Arifin Achmad
Diagnosa Medik                 : CHF
Nomor MR                         : 30.24.23

           II.          RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1.      ALASAN KUNJUNGAN
Pasien masuk Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Ahmad Pekanbaru dirujuk dari IGD RSUD Arifin Achmad dalam keadaan tidak sadar (pingsan) diantar oleh keluarganya dan perwat poli. Pasien pingsan ketika ingin melakukan kontrol di poli jantung, karena beliau baru pulang dari perawatan penyakit jantung pada tanggal 8 April 2016.
2.      KELUHAN UTAMA
Pada saat pengkajian tanggal 12 April 2016 jam 10.00 diruang Flamboyan 10, pasien terpasang infus Nacl 0,9 persen. Pasien mengeluhkan pusing dan sesak nafas. Pasien juga mengatakan lemas dan tidak mampu beraktivitas secara mandiri.

        III.          RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
1.      Penyakit yang pernah dialami
Menurut istri pasien Tn. s pernah mengalami penyakit gastritis dan pernah dirawat dengan penyakit gastritis tersebut.
2.      Riwayat Alergi
Pasien tidak ada alergi terhadap makanan, minuman ataupun obat-obatan.
3.      Imunisasi
Pasien mengatakan pernah diimunisasi.
4.      Kebiasaan merokok/kopi/obat-obatan
    Pasien merupakan perokok, dalam 1 hari bisa menghabiskan 2 bungkus rokok. Pasien biasa minum kopi dan teh, tidak ada mengosumsi obat-obatan.
5.      Obat-obatan
(Obat penurun pusing)
Nama Obat                     : Bodrex dan Paramex
Cara Mendapatkannya    : Tanpa Resep Dokter
6.      Pola Nutrisi
Pengkajian
Sehat
Sakit
BB/TB
57 kg/168cm
56kg/168cm
Frekuensi makan/porsi
3x sehari/ 1 porsi
3 x sehari/1 porsi
Jenis Diit
Nasi Biasa
Nasi Biasa
Makanan yang disukai
Bakso
Bubur
Makanan pantangan
Tidak ada
Tidak ada
Nafsu makan
Baik
Baik
Alasan
Tidak ada
Tidak ada

7.      Pola Eliminasi
Pengkajian
Sehat
Sakit
BAB
Frekuensi
1 x sehari
1 x sehari
Warna
Kekuningan
Kekuningan
Penggunaan Pencahar
Tidak ada
Tidak ada
Waktu
Tidak tentu
Tidak tentu
BAK
Frekuensi
4-5 x sehari
4-5 x sehari
Warna
Kuning
Kuning

8.      Pola tidur dan istirahat
Pengkajian
Sehat
Sakit
Waktu tidur
Malam
Tidak tentu
Lama tidur
5-6 jam
2-3 jam
Kebiasaan sebelum tidur
Menonton TV
Tidak ada
Kesulitan dalam tidur
Tidak ada
Sesak nafas dan pusing
            MK      : Gangguan pola tidur b.d kegelisahan dan sering bangun saat tidur

9.      Pola aktivitas dan istirahat
Pengkajian
Sehat
Sakit
Kegiatan dalam pekerjaan
Petani
Tidak ada
Olahraga: Jenis dan frekuensi
Tidak ada
Tidak ada
Kegiatan waktu luang
Dirumah saja
Tidak ada
Kesulitan / keluhan dalam hal :
1.   Pergerakan tubuh

2.   Mandi

3.   Mengenakan pakaian

4.   Berhajat

5.   Sesak nafas
6.   Mudah merasa kelelahan


Normal

Mandiri

Mandiri

Mandiri

Tidak ada
Tidak ada


Kaki  dan kiri masih lemas
Dibantu oleh keluarganya
Dibantu oleh keluarganya
Dibantu oleh keluarga
ada
ada

            MK: Immobilitas fisik b.d kelemahan umum
10.  Pola Bekerja

Pengkajian
Sehat
Sakit
Jenis pekerjaan
Petani
Tidak ada
Lama bekerja
08.00-16.00jam
Tidak ada
Jumlah jam kerja
± 8 jam
Tidak ada

        IV.          RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA/GENOGRAM
Pasien dan keluarga pernah mengidap penyakit berat sebelumya dengan gastritis.
Genogram :
                 
 







Keterangan :
                        : laki-laki                                             : perempuan meninggal
                        : perempuan                                         : menikah
                        : laki-laki meninggal                            : hidup serumah

           V.          POLA KOGNITIF PERSEPSI
1.      Tingkat Kesadaran : Composmentis
Orientasi terhadap orang lain, waktu dan tempat sangat baik. Pasien bisa mengenal keluarganya, bersosialisasi dengan orang disekitarnya.
        VI.          PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital
TD     : 130/90 mmHg                                   TB       : 168 cm         
RR    : 34 x/i                                                 BB       : 56 kg
Nadi  : 81x/i 
Suhu  : 36,80 C
1.      Kepala
-          Inspeksi
Kepala simetris, wajah simetris, rambut tebal dan lurus.
-       Palpasi
Tidak Terdapat pembengkakan pada kepala, tidak terdapat nyeri tekan pada kepala.
2.      Mata
-          Inspeksi
Mata kiri dan kanan simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat hematom dan pembengkakan pada mata, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
-          Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan.
3.      Hidung
-          Inspeksi
Hidung simetris, tidak terdapat  luka, tidak terdapat pembengkakan, fungsi penciuman baik, terpasang nasa kanul.
-          Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
4.      Mulut
-       Inspeksi
Bibir simetris atas dan bawah, tidak sianosis, tidak ada lesi, fungsi pengecapan baik.
5.      Telinga
-       Inspeksi
Daun telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak ada serumen, funsi pendengaran kurang baik.
6.      Leher
-       Inspeksi
Leher simetris  kiri dan kanan, warna kulit merata, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak massa.
-       Palpasi : Tidak  ada nyeri tekan.
7.      Dada
a.      Paru-paru
Inspeksi        : pernafasan bantu dengan otot dada
Palpasi          : Fremitus taktil sama kiri dan kanan
Perkusi         : pekak terdengar dilapang paru bawah sebelah kiri
Auskultasi    : Ronci (+)
b.      Jantung
Inspeksi        : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi          : Ictus cordis teraba di ICS V midklavikula
Auskultasi    : Bunyi jantung s3: Murmur, tidak beraturan
8.      Tangan
Ekstremitas kanan terpasang cairan infus RL 20 tetes/i, tidak terdapat edema, tidak ada fraktur.
9.      Abdomen
-          Inspeksi      
Perut tidak tampak sedikit tegang , simetris kiri dan kanan,   umbilicus berada ditengah
-          Perkusi
terdengar pekak di kuadran kiri atas
-          Auskultasi  
Bising usus terdengar 12x/menit
-          Palpasi        
nyeri tekan kuadran kiri atas, dan teraba kardiomegali.
10.  Punggung
Tidak terdapat dekubitus, hanya kemerahan saja karena tirah baring lama
11.  Genetalia
Klien tidak terpasang kateter, pasien tidak memakai pampers.
12.  Kaki
Kaki kanan dan kiri masih lemah.
13.  Muskuloskeletal
-       ROM   : ROM tidak penuh, pada kaki kanan dan kiri masih lemah.
-       Keseimbangan berjalan : Pasien tidak dapat berjalan, hanya terbaring ditempat tidur
-       Gangguan Tangan : Seimbang
-       Otot kaki : Tidak seimbang
-       Nyeri saat pergerakan  : tidak ada
-       Kelainan tulang sendi  : Tidak ada
-       Kekuatan otot                         4  4
3   3
14.  Sirkulasi
Nadi Perifer                               : 81 x/i
Distensi vena jugularis               : Tidak ada
Pengisian kapiler                        :  6 detik
Edema                                        : Tidak ada

     VII.          PEMERIKSAAN PSIKOSOSIAL
       Pasien mengatakan cemas dengan keadaanya yang tiba-tiba bisa pingsan dan lemas.
  VIII.          HASIL LABORATORIUM
Tanggal 30 Maret 2016
WBC 10,22 103 µL               normal : 5000 – 10.000 /mm
RBC 2,718 10^6/µL             normal : lk 4,5- 6,0 juta/cc
HGB 12,21 L g/dL               normal : lk 13,5-18 gr/dL
HCT 38, ∞                            normal :lk 40-50 %
PLT 265 103 µL                    normal : 150.000 – 450.000 gr/dL
Tanggal 01 April 2016
GLU 77 mg/dl                      normal : 80 – 100 mg/dl
URI 10,0  mg/dL                  normal : 2,3-7,5 mg/dL
BILD 0,25 mg/dl                  normal : 0,00-0.20
BTOT1,06 mg/dl                  normal : 0,20-1.00/dL
EKG
-          LVH+ LAE v1,v3, v5
-          Slight ST, T Abnormality 1 avl, V5, v6
-          Poor K progression v2, v3
-          Left ax is deviation
Hasil Rongten tanggal 4 April 2016
-COR: CTR> 50%
Kesan: Kardiomegali
Elektrolit tanggal 4 April 2016
Na+   132, 1 mmol/L                         Normal: 135-145 mmol/L
K+     4,16     mmol/L                        Normal: 3,5-5,5 mmol/L
CI      103,1   mmol/L                        Normal: 97-107 mmo/L
MEDIKASI
1.      IVFD NacL 20 tetes/menit
Indikasi
Penggantian cairan plasma isotonik yang hilang Penggantian cairan pada kondisi alkalosis hipokloremia.      
2.      Inj. Ranitidin  2 X 1 amp (2 ml)
Golongan analgesik berfungsi menghambat perangsangan asam lambung.
3.    Aspilet 3x 1
Indikasi
Rheumatoid arthritis, demam selama penyakit menular dan inflamasi, untuk mengatasi nyeri, neuralgia, pencegahan primer dan sekunder infark miokard.
4.      ISDN 3x5 mg
Indikasi
Untuk mencegah sakit di dada yang disebabkan oleh angina.
5.      Spironolactone 1x 2 mg
Indikasi
Hipertensi esensial, keadaan edematosa termasuk gagal jantung kongestif (CHF), sirosis hati (dengan atau tanpa asites/penggumpulan cairan dalan rongga perut) & sindroma nefrotik, diagnosis & pengobatan aldosteronisme primer, sebagai terapi penunjang pada hipertensi ganas, pencegahan hipokalemia pada pasien yang menggunakan Digitalis ketika langkah lainnya dianggap tidak cukup memadai atau tidak tepat.
6.      Allopurinol 3x1 mg
Indikasi
Hiperurisemia primer : gout Hiperurisemia sekunder : mencegah pengendapan asam urat dan kalsium oksalat. Produksi berlebihan asam urat antara lain pada keganasan, polisitemia vera, terapi sitostatik.

7.      Inj. Lasix 2 x 1 ml
Indikasi
Furosemid atau Lasix digunakan pada pasien yang mengalami edema (penumpukan cairan berlebihan di dalam tubuh) atau kelebihan asupan cairan. Cairan yang berlebihan akan bertumpuk di tubuh, terutama paru-paru, perut, dan anggota gerak. Penumpukan cairan pada paru-paru akan menyebabkan pasien sesak nafas dan mengancam jiwa. Cairan di perut akan menyebabkan pembesaran perut dan sesak nafas karena penekanan ke paru-paru. Cairan yang berlebihan di anggota gerak mengakibatkan kaki menjadi bengkak.
8.      Ambroxol 2x 1 ml
Indikasi
Sebagai obat batuk berdahak (terapi sekretolitik) pada penyakit bronkopulmonal akut dan kronis yang berhubungan dengan dahak atau lendir berlebihan dan gangguan transportasi lendir. Ambroxol digunakan untuk mengobati tracheobronchitis, emfisema bronkitis pneumokoniosis, radang paru kronis, bronkiektasis, bronkitis dengan bronkospasme asma. Dikombinasikan dengan antibiotik pada bronkitis eksaserbasi akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
9.   Laxadine syrup 3x1
Indikasi Laxadine adalah sebagai berikut :
Kondisi konstipasi / susah buang air besar yang memerlukan : 1). Perbaikan peristaltis usus, 2). Pelicin jalannya tinja, 3). Penambahan volume tinja secara sistematis sehingga tinja mudah dikeluarkan
Laxadine dapat diberikan sebagai persiapan menjelang tindakan radiologi/ronsen dan operasi.
10.   Salbutamol 2x1 mg
Salbutamol atau albuterol adalah obat golongan beta-adrenergik yang berfungsi melebarkan saluran napas, sehingga diindikasikan untuk asma dan penyakit paru obstruktif kronik (bronkitis kronik dan emfisema). Obat ini dapat meredakan gejala asma ringan, sedang atau berat dan digunakan untuk pencegahan serangan asma. 
        IX.          DATA FOKUS
Data Subjektif
Klien mengatakan :
1.    Sesak nafas
2.    Susah untuk beraktivitas karena lemas
3.    Pusing
4.    Susah tidur
5.    Ansietas
Data Objektif
1.    Pasien  lemah terbaring ditempat tidur
2.    Seluruh aktivitas dibantu oleh keluarganya
3.    Pasien terpasang  Nacl 0,9 20 tetes/menit dan terpasang oksigen 5 L/Jam.
4.    Tampak pernafasan dengan retraksi dada, teraba massa di lapang paru bawah kiri, terdengar suara paru ronchi.
5.    Bunyi Jantung s3( Murmur) tidak beraturan, palpasi jantung membesar kebawah lapang kiri paru.
6.    Pasien tampak cemas
Nadi :80x/ menit
TD : 130/ 90  mmHg
RR : 34 x/menit
Suhu : 36,3 o C
7.              Hasil Rongten : Cor: CTR> 50%, kesan kardiomegali
8.              Hasil EKG
LVH+ LAE v1,v3, v5/ Hipertrofi ventrikel kiri dan pembesaran atrium kiri
Slight ST, T Abnormality 1 avl, V5, v6
Poor K progression v2, v3
Left ax is deviation
9.    Hasil Labor
GLU 77 mg/dl                       normal : 80 – 100 mg/dl
URI 10,0  mg/dL                   normal : 2,3-7,5 mg/dL
BILD 0,25 mg/dl                   normal : 0,00-0.20
BTOT1,06 mg/dl                   normal : 0,20-1.00/dL
10.  Elektrolit
Na+     132, 1 mmol/L                         Normal: 135-145 mmol/L
11.  Kekuatan otot             4    4
                                               3     3










ANALISA DATA
Nama Pasien  : Tn. S                                                 Umur              :  57 Tahun
Diagnosa        : CHF                                                 Ruangan        : Flamboyan

No
DATA
MASALAH
ETIOLOGI
1
DS:
-       Pasien mengatakan sulit tidur
-       Pasien mengatakan sesak nafas
DO:                                  
a.    RR: 30 x/mnt,
b.    Klien tampak sesak napas, batuk, tampak pernapasan cuping hidung, tampak tarikan otot pernapasan.
c.    Terdengan ronchi di paru kanan dan kiri, paru kanan terdengar lemah
d.    Gambaran  rontgen pembesaran jantung yang menekan lapang paru
Pola nafas tidak efektif


GAGAL POMPA VENTRIKEL KANAN
 Tekanan diastole↑
Bendungan atrium kanan
Bendungan vena sistemik penimbunan as.laktat jantung
Kardiomegali
Mendesak diafragma
Penurunan ekspansi paru
Sesak Nafas
2









DS:
-       Pasien mengatakan sulit tidur
-       Pasien mengatakan sesak nafas
-       Pasien mengatakan pusing
DO:
-     Bunyi jantung S3/murmur tidak beraturan
-     Nyeri tekan
-     CRT: 6 detik
-     Pasien tampak hanya terbaring di atas tempat tidur.
-     Aktivitas pasien dibantu oleh anggota keluarga
-     Hasil Rongten : Kardiomegali
-     EKG: Abnormal kerja jantung
Penurunan Jantung
Arteri Koroner
Infark miokard
Kontrakdilitas miokard menurun
suplai darah dijantung dan tubuh berkurang
Kekurangan oksigen dalam tubuh

3.
DS :
-          pasien mengatakan lemas
-          pasien mengatakan sulit tidur
DO :
-          Klien terbaring ditempat tidur
-          Aktivitas klien dibantu keluarga
Klien tampak lemas
Immobilitas fisik
Gagal jantung kiri
COP menururn
Suplai darah ke jaringan menurun
penurunan o2 dan nutrisi dalam sel
Katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan
Fatigue(lemah/letih)

4.
DS:
-Pasien mengatakan cemas kenapa bisa langsung pingsan




Diagnosa Keperawatan

1.      Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2.      Penurunan curah jantung berhubungan dengan kekurangan oksigen dalam darah
3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
4.      Ansietas berhubungan dengan proses penyakit



















RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien  : Tn. S                                                 No. MR          : 30.24.23
Umur              : 57 tahun                                           Ruangan        : Flamboyan


No.
Dx.Keperawatan
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
RENCANA TINDAKAN
Rasional
1.
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru (
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam maka ketidakefektifan pola napas dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Respiratory status : Airway patency
·         Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa sesak
·         Irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal
·         Tidak ada suara nafas abnormal.
Vital sign(0802)
Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)

Airway Management
  •  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
  • Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
  • Monitor respirasi dan status O2
Oxygen Therapy
·         Pertahankan jalan nafas yang paten
·         Atur peralatan oksigenasi
·         Monitor aliran oksigen
·         Pertahankan posisi pasien
·         Kolaborasi pemberian nebulizer
·         Kolaborasi pemberian terapi farmakologi
Vital sign Monitoring
·      Monitor TD, nadi, suhu, dan pernapasan
·      Monitor kualitas dari nadi
·      Monitor frekuensi dan irama pernapasan
·      Monitor suara paru

1.      Posisi yang baik tidak menekan paru dapat memaksimalkan kerja paru
2.      Mendengarkan bunyi nafas guna mengevaluasi apa yang terdapat diparu
3.      Jalan nafas yang paten akan mengurangi keluhan sesak klien
4.      Oksigen yang benar-benar masuk ketubuh pasien sesuai dosis mempengaruhi kinerja paru klien
5.      Pemberian nebulizer dapat mencairkan sputum yang menghambat jalan nafas
6.      Melakukan monitor pernafasan mengetahui apakah klien masih sesak atau tidak
2.
Penurunan curah jantung berhubungan dengan kurang suplai oksigen

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, penurunan curah jantung teratasi dengan kriteria hasil :
Cardiac pump effectiveness
·         Tanda-tanda vital dalam batas normal
·         Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
·         Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
Cardiac Care Acute (
  • Evaluasi adanya nyeri dada
  • Monitoring irama jantung
  • Monitor status respirasi untuk gejala gagal jantung
  • Intruksikan kepada pasien tentang pentingnya menginformasikan jika terdapat ketidaknyamanan pada dada
  • Memberikan tambahan oksigen menjadi 8 liter/ Menit
  • Kolaborasi dalam pemberian terapi farmakologi: ISDN
  • Monitor keefektifan terapi
Vital sign Monitoring
  • Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
  • Catat adanya fluktuasi tekanan darah
  • Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
  • Monitor frekuensi dan irama jantung
  • Monitor bunyi jantung

1.      Adanya nyeri menunjukan ketidak adekuatan suplai darah ke
2.      Adanya suara s3 dan s4 menandakan adanya masalah pada jantung
3.       Status respirasi yang buruk bisa saja disebabkan oleh edema paru dan ini erat kaitannya dengan terjadinya gagal jantung
4.       Perawat atau tenaga medis bisa memberikan penanganan dan pengobatan yang tepat
5.      Terapi farmakologi bekerja secara subjektif sesuia dengan keluhan pasien


3.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien dapat mentolerir aktifitas, dengan kriteria hasil :
Activity tolerance
Saturasi oksigen saat beraktivitas dalam rentang normal
·         Frekuensi nadi saat beraktivitas dalam rentang normal (60-100 x/menit)
·         RR saat beraktivitas dalam rentang normal (12-20 x/menit)
·         Mudah bernapas saat beraktivitas
·         Tekanan systolik saat beraktivitas dalam rentang normal (120-140 mmHg)
·         Tekanan diastolic saat beraktivitas dalam rentang normal (80-90 mmHg)

Exercise Therapy : Joint Mobility
  • Tentukan tingkat motivasi pasien untuk menjaga atau mengembalikan gerakan sendi
  • Mendorong klien untuk melakukan ROM aktif atau pasif sesuai dengan schedule
  • Membantu klien untuk mengembangkan jadwal latihan ROM aktif atau pasif
  • Mendorong klien untuk duduk di tempat tidur, di sisi tempat tidur, atau di kursi sesuai toleransi.
1.      Memiliki motivasi yang tinggi untuk segera beraktivitas dapat meningkatkan semangat pasien
2.      Adanya gerakan-gerakan yang dilakukan pasien dapat meningkat sirkulasi darah ke persendian dan menghilagkan kekakuan terhadap pasien
3.      Menganjurkan klien duduk dapat mendorong klien untuk beraktivitas secara perlahan.




1 komentar:

  1. M Resort Casino - Hendon Mob, Inc. - JTM Hub
    M Resort Casino. Address: 부천 출장샵 7400 South Lake Ave, 광양 출장안마 Hendon, 여주 출장마사지 IN 성남 출장안마 38664, United 대구광역 출장샵 States. Phone: 1-888-360-7000. Delivery available from: 5AM-12PM.

    BalasHapus