Kamis, 03 September 2020

Sertifikat Seminar BapeNa PPNI Lengkap

Rabu, 02 September 2020

Skripsi Diare


BAB I PENDAHULUAN 

A.      Latar Belakang

      Anak-anak merupakan salah satu golongan penduduk yang berada dalam situasi rentan, dalam kehidupannya terutama pada anak berusia di bawah 5 tahun (balita) di tengah masyarakat. Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak adalah diare. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan kosistensi tinja dari penderita (Depkes RI, 2011).

Menurut data World Health Organization (WHO) pada 2013, diare merupakan penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada anak-anak balita (bawah lima tahun). Diare sudah membunuh 760.000 anak setiap tahunnya. Sebagian besar orang diare yang meninggal dikarenakan terjadinya dehidrasi atau kehilangan cairan dalam jumlah besar.

Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan dikali jumlah penduduk disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2015 yaitu sebesar 214/1.000 penduduk. Maka diperkirakan jumlah penderita diare di fasilitas kesehatan sebanyak 5.097.247 orang, sedangkan jumlah penderita diare yang dilaporkan ditangani di fasilitas kesehatan sebanyak 4.017.861 orang atau 74,33% (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).

Menurut hasil Survei Morbiditas Diare yang dilakukan oleh Subdit Diare Kemenkes RI tahun 2010, sebagian besar penderita diare tidak datang berobat ke sarana kesehatan. Ada yang mengobati sendiri, ada yang berobat ke praktek dokter swasta, ada ke Puskesmas, Rumah Sakit dan ada yang tidak berobat. 

Penyebab diare pada balita lebih beragam. Bisa karena infeksi bakteri, virus, dan amuba. Bisa jadi juga akibat salah mengonsumsi makanan. Protein susu sapi merupakan bahan makanan terbanyak penyebab diare. Makanan lain penyebab timbulnya alergi ialah ikan, telur, dan bahan pewarna atau pengawet (Hidayat, 2008). Selain beberapa penyebab diatas, sikap dan pengetahuan ibu juga merupakan hal penting dalam kejadian diare pada balita.

Faktor ibu berperan sangat penting dalam kejadian diare pada balita. Ibu adalah sosok yang paling dekat dengan balita. Jika balita terserang diare maka tindaka-tindakan yang ibu ambil akan menentukan perjalanan penyakitnya. Tindakan tersebut dipengaruhi berbagai hal, salah satunya adalah pengetahuan. Salah satu pengetahuan ibu yang sangat penting adalah bagaimana praktek perawatan anak dengan diare yaitu dengan mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi, pemberian cairan pengganti (IDAI, 2008).


   Selanjutnya.....silakan coment/kirimkan permintaan di email

Rabu, 08 Juli 2020

Judul SKRIPSI dimasa Pandemi Covid-19

Judul SKRIPSI dimasa Pandemi Covid-19
1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan prilaku kepatuhan masyarakat terhadap anjuran pemerintah di wil.x
2. Hubungan ekonomi, pengetahuan, dan sikap terhadap prilaku pencegahan covid-19 di wil. x
3. Analisis pengelolaan sampah masker pada zona merah covid-19 di masyarakat di wilayah x

Jumat, 16 Maret 2018

Soal Ukom KGD 2018


                                                        Soal Ukom KGD 2018
cedera kepala

1. eorang laki-lakki berusia 40 tahun di rawat di UGD dengan keluhan sesak nafas berat, nafas cepat dan dangkal, disertai keringat dingin, pasien tampak lemah. Pada pengkajian didapat tekanan tekanan darah 165/95 mmHg, nadi 110 x/mnt. Frekuensi nafas 28 x/mnt, ada retraksi dinding dada dan napas cuping hidung
Apakah prioritas tindakan keperawatan pasien di atas?
A. Memberikan posisi setengah duduk
B. Mengambil darah untuk pemeriksaan
C. Memberikan oksigen
D. Observasi tanda tanda vital setiap 30 menit
E. Memberikan penjelasan tentang penyakit pasien
kunci: E, kenapa jawaban E, padahal tindakan kolaborasi. data-data diatas menunjukan bahwa klien dengan keluhan sesak nafas berat, jadi memberikan posisi setengah duduk bukan prioritas utama pada kasus diatas.

2. Seorang perempuan berusia 35 tahun dibawa keluarga ke ruang UGD dengan penurunan kesadaran, keringat dingin, dan sianosis perifer. Dilakukan pemeriksaan analisa gas darah menunjukkan Ph: 7,31 ; PCO2: 60 ; PO2 : 67 ; HCO3 : 25
Apakah jenis oksigen yang harus diberikan kepada ibu di atas ?
A. Nasal kanul
B. Simple mask
C. Ventury mask
D. Rebreathing masker
E. Non rebreathing masker
kunci: E, dikarenakan PCO2 rendah, normal 80-100. intinya tindakan bantuan pernafasan membutuhkan co2 yang lebih pada kasus diatas, shingga jenis oksigen yang diberikan ialah harus kaya akan oksigen dan co2.
3. Seorang petani laki-laki berusia 46 tahun menyemprot pestisida disawahnya. Dua jam setelah menyemprot mengalami pusing, hidung terasa tersumbat, mual muntah, nyeri teggorokan dan terjaid penurunan kesadaran.
Apakah masalah utama keperawatan pada kasus di atas ?
A. Gangguan jalan nafas
B. Gangguan metabolisme
C. Gangguan perfusi serebral
D. Gangguan perubahan nutrisi
E. Gangguan rasa aman nyaman nyeri

4. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun makan kacang sambil berlarian. Tiba-tiba berhenti sambil memegang tenggorokan, sulit bernafas, wajah pucat sambil mengeluarkan suara yang tidak jelas.
Apakah tindakan yang harus dilakukan untuk kasus di atas ?
A. Back blow manuver
B. Chest trust manuver
C. Haemlich manuver
D. Abdominal thrust manuver
E. Berikan hentakan kuat diantara tulang scapula

5. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dibawa ke ruang IGD karena tertimbun reruntuhan akibat gempa. Dilakukan pengkajian ditemukan cedera torako-abdominal dan cedera kepala sedang.
Apakah kelompok warna tagging kasus diatas setelah dilakukan triase?
A. Biru
B. Hijau
C. Hitam
D. Merah
E. Kuning