A.
Latar Belakang
Anak-anak merupakan salah satu golongan
penduduk yang berada dalam situasi rentan, dalam kehidupannya terutama pada
anak berusia di bawah 5 tahun (balita) di tengah masyarakat. Salah satu masalah
kesehatan yang sering terjadi pada anak adalah diare. Diare adalah penyakit
yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi
berak lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang
disertai perubahan bentuk dan kosistensi tinja dari penderita (Depkes RI, 2011).
Menurut data World Health Organization (WHO) pada 2013,
diare merupakan penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada anak-anak balita
(bawah lima tahun). Diare sudah membunuh 760.000 anak setiap tahunnya. Sebagian
besar orang diare yang meninggal dikarenakan terjadinya dehidrasi atau
kehilangan cairan dalam jumlah besar.
Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan dikali jumlah penduduk disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2015 yaitu sebesar 214/1.000 penduduk. Maka diperkirakan jumlah penderita diare di fasilitas kesehatan sebanyak 5.097.247 orang, sedangkan jumlah penderita diare yang dilaporkan ditangani di fasilitas kesehatan sebanyak 4.017.861 orang atau 74,33% (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).
Menurut hasil Survei Morbiditas Diare
yang dilakukan oleh Subdit Diare Kemenkes RI tahun 2010, sebagian besar
penderita diare tidak datang berobat ke sarana kesehatan. Ada yang mengobati sendiri,
ada yang berobat ke praktek dokter swasta, ada ke Puskesmas, Rumah Sakit dan
ada yang tidak berobat.
Penyebab diare pada balita lebih beragam. Bisa karena
infeksi bakteri, virus, dan amuba. Bisa jadi juga akibat salah mengonsumsi
makanan. Protein susu sapi merupakan bahan makanan terbanyak penyebab diare.
Makanan lain penyebab timbulnya alergi ialah ikan, telur, dan bahan pewarna
atau pengawet (Hidayat, 2008). Selain beberapa penyebab diatas, sikap dan
pengetahuan ibu juga merupakan hal penting dalam kejadian diare pada balita.
Faktor ibu
berperan sangat penting dalam kejadian diare pada balita. Ibu adalah sosok yang
paling dekat dengan balita. Jika balita terserang diare maka tindaka-tindakan
yang ibu ambil akan menentukan perjalanan penyakitnya. Tindakan tersebut
dipengaruhi berbagai hal, salah satunya adalah pengetahuan. Salah satu
pengetahuan ibu yang sangat penting adalah bagaimana praktek perawatan anak dengan
diare yaitu dengan mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi, pemberian cairan
pengganti (IDAI, 2008).
Selanjutnya.....silakan coment/kirimkan permintaan di email
0 komentar:
Posting Komentar