Jumat, 18 Maret 2016

Skripsi: Jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ATLET PENCAK SILAT BINAAN KABUPATEN SIAK TERHADAP KONSUMSI MINUMAN BERENERGI SAAT LATIHAN

RELATION KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF ATHLETES SELF DEFENSE  ASSISTED DISTRICT SIAK OF ENERGETIC DRINK CONSUMPTION CURRENT PRACTICE
Zainur1 , Wasisto Utomo2 , Carles3
1Alumni STIkes Tengku Maharatu Pekanbaru, Riau 2Universitar Riau, Pekanbaru, Riau, 3STIkes Tengku Maharatu Pekanbaru, Riau

ABSTRACT. Energy drink all over the world including Indonesia is currently growing very rapidly and many people liked. The health risks associated with consumption of energy drinks is mainly associated with high levels of caffeine contained in energy drinks is, an overdose of caffeine can cause heart palpitations, hypertension, diuresis, stimulation of the central nervous system, nausea, vomiting, marked hypocalcemia, metabolic acidosis, convulsions, and in the case which rarely can cause dead. The research aims to determine the relationship of knowledge and attitude of martial arts athletes siak district built on the consumption of energy drinks during exercise. The design was correlational study using cross sectional approach. The analysis is the analysis of univariate and bivariate through Chi-Square test by using a sampling technique total sampling 40 respondents. Measuring tool of this study was a questionnaire. These results indicate that there is a significant relationship between knowledge p value = 0.000 (p value <α = 0.05) and attitude p value = 0.000 (p value <α = 0.05) on the consumption of energy drinks during exercise. The conclusion from this study is that there is a significant correlation between knowledge and attitudes towards the consumption of energy drinks during exercise. Expected for athletes of martial arts in order to consume energy drinks during exercise following the correct rules on the consumption of drinking energy drinks.


Keywords        : Energetic drink consumption, knowledge, attitude

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ATLET PENCAK SILAT BINAAN KABUPATEN SIAK TERHADAP KONSUMSI MINUMAN BERENERGI SAAT LATIHAN
Zainur1 , Wasisto Utomo2 , Carles3

ABSTRAK. Minuman energi di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia saat ini tumbuh sangat pesat dan digemari banyak orang. Risiko kesehatan yang berhubungan dengan konsumsi minuman energi terutama terkait dengan kadar kafein yang terdapat dalam minuman energi tersebut, overdosis kafein dapat menyebabkan jantung berdebar, hipertensi, diuresis, stimulasi sistem saraf pusat, mual, muntah, ditandai hipokalsemia, asidosis metabolik, kejang dan dalam kasus yang jarang dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap atlet pencak silat binaan kabupaten siak terhadap konsumsi minuman berenergi saat latihan. Desain yang digunakan adalah korelasional menggunakan pendekatan studi cross sectional. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat melalui uji Chi-Square dengan menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling yaitu 40 responden. Alat ukur dari penelitian ini adalah kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan p value= 0,000 (p value< α=0,05) dan sikap p value= 0,000 (p value< α=0,05) terhadap konsumsi minuman berenergi saat latihan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap konsumsi minuman berenergi saat latihan. Diharapkan bagi para atlit pencak silat agar dapat mengonsumsi minuman berenergi saat latihan dengan mengikuti aturan minum yang benar tentang konsumsi minuman berenergi.


Kata kunci      :  Minuman berenergi, pengetahuan, sikap


PENDAHULUAN
Minuman energi adalah minuman yang mengandung kafein, taurin, vitamin, suplemen herbal, dan gula atau pemanis yang dipasarkan dengan tujuan untuk meningkatkan energi, penurunan berat badan, meningkatkan stamina,  memperbaiki kinerja atletik, dan meningkatkan konsentrasi seseorang ketika mengalami kelelahan dan mengantuk yang merupakan efek dari kafein. Minuman energi berbeda dengan minuman olahraga (Sarah, 2011).
Minuman energi dipasarkan dalam kemasan botol kecil yang siap minum. Perkembangan minuman energi di Indonesia dilakukan ide kreatif untuk mengganti dengan kemasan sachet. Ide cemerlang ini dipelopori oleh Extra Joss, dengan tujuan menekan harga jual. Ternyata minuman energi yang lebih laku dipasarkan adalah dalam bentuk sachet yang harus dicampur dengan air, biasanya air mineral, sebelum dikonsumsi, sehingga langsung mengubah peta pemasaran minuman energi di Indonesia yang saat itu didominasi merk asing, seperti Kratingdaeng, Lipovitan dan M-150 (Widodo, 2014).
Menurut Formulated Caffeinated Beverages (Federal Register of Legislativ Instruments) Minuman energi (Energi Drink) adalah minuman berasa yang berupa air non alkohol yang mengandung kafein, karbohidrat, asam amino, vitamin, dan bahan lain termasuk makanan lain dengan tujuan meningkatkan mental performa. Minuman berenergi disebut juga minuman stimulant yaitu tipe minuman yang mengandung kafein, taurin, dan sumber energi seperti karbohidrat dan atau sumber lain, yang dipasarkan untuk tujuan meningkatkan efek psikologi dan daya tahan (stimulant Drink Committee). Badan Standarisasi Nasional menyatakan minuman energi adalah minuman yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserap oleh tubuh untuk menghasilkan energi dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan, dengan catatan minuman energi bukan dimaksudkan sebagai suplemen makan (Sakti, 2013).
Menggunakan minuman energi adalah praktek populer di kalangan mahasiswa untuk berbagai situasi . Meskipun untuk sebagian besar situasi dinilai, pengguna dikonsumsi satu minuman energi dengan frekuensi dilaporkan 1-4 hari per bulan , banyak pengguna yang dikonsumsi tiga atau lebih ketika menggabungkan dengan alkohol saat berpesta . Selanjutnya , efek samping dari mengkonsumsi minuman energi yang cukup umum , dan efek dosis signifikan ditemukan dengan sentakan dan kecelakaan episode . Penelitian masa depan harus mengidentifikasi apakah mahasiswa mengakui jumlah kafein yang hadir dalam berbagai macam produk yang mengandung kafein yang mereka konsumsi , jumlah kafein yang mereka konsumsi dalam berbagai situasi , dan efek samping fisik yang terkait dengan konsumsi kafein . (Brenda, 2007)
Tahun 2001 di Indonesia sendiri ada 19 produsen minuman berenergi dengan total kapasitaas produksi 5,49 juta kg/tahun (noncair) dan 79,74 juta liter/tahun (cair). Data yang diperoleh Business Monitor International (BMI), di Indonesia pada tahun 2009 produksi minuman energi dalam bentuk cair sebanyak 1,2 triliun liter dan menjadi 1,38 triliun liter pada tahun berikutnya. Total penjualan minuman energi pada tahun 2009 sebesar Rp 16,9 triliun dan bernilai Rp 20,54 triliun pada tahun berikutnya. Berdasarkan data berikut terlihat jelas peningkatan produksi minuman energi yang tentunya selaras dengan peningkatan minat konsumsi minuman energi pada masyarakat (Widyarini, 2014).
Minuman energi adalah minuman berkafein , tembakan , atau tetes yang mengandung campuran energi mempromosikan lainnya bahan ( misalnya , taurin , ginseng , guarana, B - vitamin ) dan sering gula . Isi kafein dari minuman energi populer berkisar dari 70 mg per satu 8-ons melayani untuk 200 mg per satu 16 - ons serving7 ; konsentrasi yang sama dengan secangkir kopi yang kuat . Minuman energi menjadi semakin populer di kalangan US adolescents.8 , 9 , 10 , 11 , 12 , 13 American Academy of Pediatrics melarang remaja mengkonsumsi minuman energi menyatakan minuman tersebut telah ada benefits.14 terapi Bahkan beberapa telah mengkritik panggilan mereka sebagai keresahan , 15 energi penggunaan minuman di kalangan remaja perlu diperhatikan mengingat praktek umum pencampuran minuman energi dengan alkohol di kalangan adults.16 muda, 17 (Jennifer, 2014)
Konsumsi Minuman energi bertujuan  meningkatkan energi yang segera bagi penggunanya melalui kombinasi zat stimulant seperti kafein, ektrak herbal contohnya guarana, ginseng dan ginko biloba, kacang kola, yerba mate, dan kakao vitamin B, asam amino contohnya taurine. Guarana (Paullinia cupana) merupakan tanaman yang mengandung kafein, theobromine (chronotrope a), dan teofilin (sebuah inotrope). Tiap gram guarana dapat berisi 40 sampai 80 mg kafein, dan memiliki panjang paruh berpotensi karena interaksi dengan senyawa tanaman lainnya. demikian, dosis kafein yang sebenarnya di satu porsi minuman energi dan bisa melebihi dari kadar yang terdaftar. Kafein merupakan bahan aktif utama dalam minuman energi,  banyak dari minuman energi mengandung 70 sampai 80 mg per 8-oz dalam sajian yaitu 3 kali lipat konsentrasinya dari minuman cola. Kadar Kafein dapat hampir 5 kali lebih besar dari 8-oz yang terdapat dalam minuman cola ketika dikemas sebagai tembakan energi sekitar 0,8-3oz atau 16-oz dalam minuman (Sarah, 2011).
The Food and Drug Administration ( FDA ) mengumumkan pada 17 November 2010, bahwa kafein merupakan makanan aditif yang tidak aman untuk minuman beralkohol secara efektif akan membuat beberapa " dicampur " minuman energi beralkohol dilarang dijual di Amerika Serikat . Selain itu , Federal Trade Commission telah diberitahu produsen bahwa mereka terlibat dalam pemasaran ilegal potensi minuman beralkohol yang tidak aman . Putusan ini telah dianggap oleh sebagian orang sebagai respon dipersilakan untuk risiko kesehatan masyarakat meningkat . Para ilmuwan dan profesional kesehatan dibantu dalam aksi FDA dengan menyatakan bahwa , berdasarkan bukti dari peningkatan jumlah studi ilmiah , penambahan langsung kafein untuk minuman beralkohol tidak memenuhi " umumnya diakui sebagai aman " standard.1 Namun demikian , ini premixed minuman energi beralkohol hanya sebagian kecil dari risiko kesehatan masyarakat yang benar. (Amelia, 2011)
Risiko kesehatan yang berhubungan dengan konsumsi minuman energi terutama terkait dengan kadar kafein yang terdapat dalam minuman energi tersebut, overdosis kafein dapat menyebabkan jantung berdebar, hipertensi, diuresis, stimulasi sistem saraf pusat, mual, muntah, ditandai hipokalsemia, asidosis metabolik, kejang dan dalam kasus yang jarang dapat menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, ada juga peningkatan risiko hipertensi arteri dan diabetes tipe 2. konsumsi tinggi kafein mengurangi sensitivitas insulin. Konsumsi tinggi kafein di kalangan wanita hamil meningkatkan risiko keguguran (Breda, 2014).
Konsumsi minuman energi yang mengandung kafein dan taurin sebelum berolahraga sendiri telah dikaitkan dengan peningkatan kinerja fisik dan psikologis dan telah dipromosikan untuk mendukung keadaan emosi dan memberikan vitalitas kepada konsumen (Kammerer, 2014). Journal of International Society of Sports Nutrition meringkas efek kafein pada kinerja latihan pada atlet sebagai berikut: 1. Kafein efektif dapat meningkatkan kinerja olahraga pada atlet terlatih bila dikonsumsi dalam dosis rendah sampai sedang 3-6 mg  dan secara keseluruhan tidak mengakibatkan peningkatan lebih lanjut dalam kinerja bila dikonsumsi dalam dosis yang lebih tinggi  ≥ 9 mg. 2. Kafein memberikan efek ergogenic yang lebih besar bila dikonsumsi dalam keadaan anhidrat dibandingkan dengan kopi. 3. Telah terbukti bahwa kafein dapat meningkatkan kewaspadaan selama serangan diperpanjang pada saat latihan yang melelahkan, serta pada periode kurang tidur berkelanjutan. 4. Kafein adalah ergogenic untuk mempertahankan latihan daya tahan maksimal, dan telah terbukti sangat efektif untuk kinerja time-trial. 5. suplemen berkafein yang bermanfaat untuk latihan intensitas tinggi, termasuk olahraga tim seperti sepak bola dan rugby, yang keduanya dikategorikan pada aktivitas intermiten dalam jangka waktu durasi lama  (Campbell, (2013).
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bawazeer, kepada 257 mahasiswa kedokteran dari Universitas Ummul Qura pada 2012 yang mengkonsumsi minuman energi didapati mahasiswa  mengalami Palpitasi jantung yang merupakan efek samping yang paling umum dalam sampelnya sebanyak (20%), gugup (2,8%) insomnia (10%), sakit kepala dan tremor (5,7%), mual  muntah (4,2%) (Bawazeer, (2013).
Data konsumsi minuman energi di kabupaten Siak tidak ada, tetapi berdasarkan hasil survei di tempat pelatihan atlet pencak silat binaan kabupaten siak penulis mendapati atlet yang mengkonsumsi muniman energi. Hasil observasi dan wawancara mendalam yang dilakukan peneliti pada tanggal 20 Desember 2014 didapati  15 orang dari 40 atlet pencak silat binaan kabupaten siak yang mengkonsumsi minuman energi sebelum maupun sesudah latihan dan bertanding tidak mengetahui manfaat, efek samping dan komposisi minuman energi, reaksi yang dirasakan atlet setelah mengkonsumsi minuman energi 15% atlet mengatakan denyut nadi meningkat setelah mengkonsumsi minuman energi, 20% dada terasa berdebar-debar, 20% ada terasa nyeri lambung, 45% tidak mengalami reaksi apa-apa. Minuman energi yang biasa mereka konsumsi diantaranya extra joss, kuku bima, dan M-150.
Artikel ini berisi informasi tentang pengetahuan dan sikap terhadap konsumsi minuman berenergi, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap konsumsi minuman berenergi. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai evaluasi untuk pihak kesehatan guna mengatasi kebiasaan konsumsi minuman energi yang tidak baik.

METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian kuantitatif dengan desain korelasional menggunakan pendekatan studi cross sectional. Pada studi cross sectional dimana subjek diobservasi satu kali saja melalui pengukuran atau pengamatan pada saat yang bersamaan dengan tujuan untuk melihat variabel bebas (Independent) dan terkait (Dependent). Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas harapan raya kota pekanbar di tempat latihan atlet pencak silat binaan di Kabupaten Siak, pada tanggal 26 September 2015.
Populasi pada penelitian ini adalah semua atlit pencak silat binaan kabupaten siak. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling sebanyak 40 responden.
Pengumpulan data primer dengan cara menyebarkan kuisioner kepada atlit pencak silat binaan Kab. Siak, Analisis data di lakukan secara univariat dan bivariat menggunkan uji chi-square.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian di Penelitian dilakukan di tempat latihan atlet pencak silat binaan di Kabupaten Siak, pada tanggal 26 September 2015.Responden yang diambil berjumlah 40 orang digambarkan melalui tabel dibawah ini:

Mayoritas responden berumur diantara 17-25 tahun sebanyak 30 orang responden (75%).
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Kabupaten Siak Tahun 2015

No    Umur    Jumlah    Persentase (%)
1    12-16    10    25.0
2    17-25    30    75.0
Total    40    100%

Mayoritas responden memiliki jenis kelamin laki-lakisebanyak 22 responden (55.0%).



Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Kabupaten Siak Tahun 2015

No    Jenis Kelamin    Jumlah    Persentase (%)
1    Laki-laki    22    55.0
2    Perempuan    18    45.0
Total    40    100%

Mayoritas responden berpendidikan SLTA  sebanyak 30 orang (75.0%).

Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Kabupaten Siak Tahun 2015

NO    Pendidikan    Jumlah    Persentase (%)
1    SLTP    10    25.0
2    SLTA    30    75.0
Total    40    100%

Mayoritas responden memiliki pengetahuan yang kurang terhadap konsumsi minuman energi saat latihan  yaitu sebanyak 16 responden (40.0%).
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Kabupaten Siak Tahun 2015

NO    Pengetahuan    Jumlah    Persentase (%)
1    Baik    15    37.5
2    Cukup    9    22.5
3    Kurang    16    40.0
Total    40    100%

Bahwa dari 40 responden terdapat 20 orang terhadap sikap negatif (50.0%).
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Di Kabupaten Siak Tahun 2015

NO    Sikap    Jumlah    Persentase (%)
1    Positif    20    50.0
2    Negatif    20    50.0
Total    40    100%

Mayoritas responden memiliki konsumsi minuman energi saat latihan yang tidak baik saat latihan sebanyak 22 orang responden (55.0%).
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Prilaku di Kabupaten SiakTahun 2015

NO    Prilaku    Jumlah    Persentase (%)
1    Baik    18    45.0
2    Tidak Baik    22    55.0
Total    35    100%

Tabel 4.7
Hubungan Antara Pengetahuan terhadap Konsumsi Minuman Energi Saat Latihan di Kabupaten Siak Tahun 2015           


Pengetahuan    Konsumsi minuman energi
 saat latihan    Total    p value


0.008
    Baik    Tidak Baik       
               
Baik    12    3    15   
Cukup    3    6    9   
Kurang    3    13    16   
Total    18    22    40   


Analisis antara pengetahuan terhadap konsumsi minuman energi saat latihan  diperoleh bahwa ada sebanyak 16 orang (40%)  responden dengan pengetahuan kurang  dengan konsumsi minuman energi saat latihan tidak baik sebanyak 13 orang (81.2%) dan 3 orang (28.8%) dengan konsumsi minuman energi saat latihan baik, dari pengetahuan responden yang baik 15 orang (37.5%) responden dengan konsumsi minuman energi baik  sebanyak 12 orang (80%) dan 3 orang (20%) dengan konsumsi minuman energi tidak baik. Responden terhadap pengetahuan yang cukup sebanyak 9 orang (7.8%) dengan konsumsi minuman energi tidak baik sebanyak 6 orang (66.7%) dan 3 orang (33.3%) dengan konsumsi minuman energi baik
Berdasarkan  hasil uji statistik diperoleh nilai p value =0,008, pada nilai α 5% (0,05) yang berarti p value < 0,05. Hal ini menunjukan ada hubungan antara pengetahuan terhadap konsumsi minuman energi saat latihan atlet pencak silat binaan di kabupaten Siak.
Tabel 4.8
Hubungan Antara Sikap Terhadap Konsumsi Minuman Energi Saat Latihan di Kabupaten Siak Tahun 2015



Sikap    Konsumsi Minuman Energi Saat Latihan    Total    OR
(95%CI)



5.571 (1.420-21.860)    
P value

0.026
    Baik    Tidak Baik           
                   
Positif    13    7    20       
Negatif    5    15    20       
Total    18    22    40       

Analisis antara sikap terhadap konsumsi minuman energi saat latihan  diperoleh bahwa ada sebanyak 20 orang (50%)  responden dengan sikap negatif dengan konsumsi minuman energi saat latihan tidak baik sebanyak 15 orang (75.0%) dan 5 orang (25%) dengan konsumsi minuman energi saat latihan baik. Dari sikap responden yang positif 20 orang (50.0%) responden dengan konsumsi minuman energi saat latihan baik sebanyak 13 orang (65.0%) dan 7 orang (35.0%) dengan konsumsi minuman energi tidak baik.
Berdasarkan  hasil uji statistik diperoleh nilai p value =0,026 pada nilai α 5% (0,05) yang berarti p value < 0,05. Hal ini menunjukan ada hubungan antara sikap terhadap konsumsi minuman energi atlet pencak silat binaan Kabupaten Siak. Nilai Odds Ratio didapatkan 5,5 (1.420-21.860) artinya responden yang mempunyai sikap negatif 5,5 kali kemungkinan lebih beresiko mengkonsumsi minuman energi saat latihan tidak baik dibandingkan dengan responden yang bersikap yang positif.
PEMBAHASAN
Hubungan pengetahuan terhadap konsumi minuman energi
    Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan konsumsi minuman energi saat latihan  diperoleh bahwa ada sebanyak 16 orang (40%)  responden dengan pengetahuan kurang  dengan konsumsi minuman energi saat latihan tidak baik sebanyak 13 orang (81.2%) dan 3 orang (28.8%) dengan konsumsi minuman energi saat latihan baik, dari pengetahuan responden yang baik 15 orang (37.5%) responden dengan konsumsi minuman energi baik  sebanyak 12 orang (80%) dan 3 orang (20%) dengan konsumsi minuman energi tidak baik. Berdasarkan hasil analisa bivariat uji alternatif statistik chi-square  yaitu kolmogorov smirnov didapatkan hasil bahwa nilai p value 0.008 < α = 0,05. Ini menyatakan Ho ditolak, berarti pengetahuan seseorang cenderung mempengaruhi pengetahuan seseorang terhadap aturan-aturan minum minuman energi yang baik oleh atlit pencak silat binaan Kabupaten Siak.
   Notoadmojo (2010) mengatakan Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia terhadap objek diluarnya melalui indera-indera yang dimilikinya (pendengaran, penglihatan, penciuman dan sebagainya) dengan sendirinya pada waktu penginderaan, dalam diri manusia terjadi proses perhatian, persepsi, penghayatan dan sebagai stimulus atau objek diluar subjek. Putriastuti, (2007) mengatakan minuman berenergi yang termasuk suplemen sebaiknya dikonsumsi secukupnya karena tujuannya hanya untuk melengkapi kebutuhan zat gizi yang belum mencukupi, pada dasarnya fungsi suplemen adalah sebagai zat tambahan untuk memperbaiki dan meningkatkan daya tahan tubuh.
    Penelitian ini juga sejalan dengan Amelia (2011) dengan judul penelitian “Resiko Tinggi Minuman Energi” Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman energi berpotensi berbahaya yaitu kafein telah jelas dikaitkan dengan efek kesehatan yang merugikan pada individu  yang  rentan dikalangan remaja , konsumsi kafein telah dikaitkan dengan tekanan darah dan kkualitas  tidur antara wanita hamil , asupan kafein yang tinggi dikaitkan dengan risiko keguguran akhir , lahir mati , dan bayi kecil - untuk - kehamilan - usia . Oleh karena itu , lanjut kesadaran kesehatan masyarakat mengenai tingginya tingkat konsumsi kafein , tidak peduli apa sumber minuman , pada individu yang sensitif tentu tidak dibenarkan.
    Peneliti berasumsi bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap konsumsi minuman energi, didapat dari hasil penelitian mayoritas responden dengan pengetahuan kurang tentang cara mengkonsumsi minuman energi sehingga ini akan sangat tidak baik untuk kesehatan seorang atlit pencak silat.

Hubungan sikap terhadap konsumi minuman energi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap konsumsi minuman energi saat latihan  diperoleh bahwa ada sebanyak 20 orang (50%)  responden dengan sikap negatif dengan konsumsi minuman energi saat latihan tidak baik sebanyak 15 orang (75.0%) dan 5 orang (25%) dengan konsumsi minuman energi saat latihan baik. Dari sikap responden yang positif 20 orang (50.0%) responden dengan konsumsi minuman energi saat latihan baik sebanyak 13 orang (65.0%) dan 7 orang (35.0%) dengan konsumsi minuman energi tidak baik. Berdasarkan  hasil uji statistik diperoleh nilai p value =0,026, pada nilai α 5% (0,05) yang berarti p value < 0,05. Hal ini menunjukan ada hubungan antara sikap terhadap konsumsi minuman energi saat latihan. Nilai Odds Ratio didapatkan 5,5 (1.420-21.860) artinya responden yang mempunyai sikap negatif 5,5 kali lebih beresiko mengkonsumsi minuman energi saat latihan tidak baik dibandingkan dengan responden yang bersikap yang positif.
Wawan dan Dewi (2010) menatakan sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Menurut Heri Purwanto sikap belum merupakan suatu tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi yang tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,  kemudian akan menyikapinya dengan cara melakukan penilaian dan pendekatan terhadap apa yang¬ diketahui, selanjutnya ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang telah diketahui dan disikapi (Notoatmodjo, 2010). Pembentukan sikap seseorang pada suatu objek atau hal merupakan suatu proses yang berdasarkan pada anggapan-anggapan dan timbul akibat pengalaman maupun kebiasaan orang tersebut. Sikap menjadi penting ketika hal ini menyangkut anggapan seseorang tentang dirinya karena akan mempengaruhi pola pikir  seseorang terhadap sesuatu. Sikap yang terbentuk biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan individu itu sendiri, pengetahuan akan membentuk sikap menjadi lebih positif dan dapat menerima dengan baik sebuah perubahan. Sikap akan mendukung aktifitas dan rutinitas seseorang, kegiatan yang positif tentu saja di dukung oleh sikap yang positif.        
            Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widyarini (2014) “perilaku konsumsi minuman berenergi pada sopir pete–pete trayek sudiang kota makasar” bahwa perilaku konsumsi yang tidak baik dipengaruhi oleh sikap yang negatif tentang bahaya konsumsi minuman berenergi terhadap tubuh, sehingga dihasil penelitian terkait ditemukan banyak supir pete-pete mencampur minuman energi dengan minuman keras, tanpa memiliki dorongan sikap yang positif dalam diri tentang bahaya konsumsi meminum minuman enenrgi.
            Penelitian ini juga sejalan dengan Amelia (2011) praktek pencampuran minuman energi dengan alkohol-yang lebih luas daripada umumnya diakui-telah dikaitkan secara konsisten untuk minum volume tinggi alkohol per sesi minum dan konsekuensi yang berhubungan dengan alkohol serius berikutnya seperti penyerangan seksual dan mengemudi sambil intoxicated. Meskipun konsumen mungkin berada di bawah kesan bahwa kafein melawan efek merugikan dari alkohol, penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang menggabungkan minuman energi dengan alkohol meremehkan tingkat sebenarnya mereka impairment. Meskipun jenis konsumsi kafein setelah sesi minum mungkin mengurangi kantuk, itu tidak bisa meringankan gangguan yang berhubungan dengan alkohol.
Peneliti berasumsi bahwa ada hubungan antara sikap terhadap konsumsi minuman energi, yang mana ketika seseorang yang mempunyai sikap yang postif terhadap konsumsi minuman energi maka akan semakin membaik pula cara mengkonsumsi minuman berenergi tersebut oleh atlit pencak silat binaan Kabupaten Siak.
Keterbatasan Penelitian
Penelitan ini menggunakan rancangan penelitian dengan metode cross sectional. Beberapa hal yang menjadi keterbatasan proses pelaksanaan penelitian antara lain: Penelitian ini tidak dapat melihat perilaku konsumsi responden yang sebenarnya, yang mana kita dapat mengetahui mengkonsumsi minuman energi yang mengandung kafein dapat memicu seseorang ketagihan dan tentunya ini tidak kita dapat ketahui dalam penelitian, selain itu minuman energi tidak hanya satu merek  yang bisa saja membuat konsumsi responden beragam-ragam

PENUTUP
Kesimpulan
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan dan sikap, mayoritas responden memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak 16 orang (40%) dan sikap negatif 20 orang (50%).
Ada hubungan signifikan antara pengetahuan terhadap konsumsi minuman energi, dengan hasil uji statistik alternatif chi square yaitu kolmogorov smirnov diperoleh nilai p value =0,00 < α = 0,05.
Ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap konsumsi minuman energi, dengan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p value =0.02 < α = 0,05 dan odd ratio =5,5. Dimana responden yang bersikap negatif 5,5 kali lebih beresiko mengkonsumsi minuman energi tidak baik dibandingkan dengan sikap responden yang positif.

Saran
Diharapkan kepada atlit pencak silat binaan Kabupaten Siak agar dapat mengerti cara mengkonsumsi minuman energi dengan aturan-aturan minum minuman energi yang telah ditentukan agar kesehatannya tetap terjaga.
Diharapkan kepada IPSI Kabupaten Siak agar dapat mendemonstrasikan dan mengintruksikan kepada atalit agar membuat minuman energi yang sesuai aturan minum yang telah ditentukan
Diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan literatur kepustakaan bagi dunia pendidikan dan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan cara mengkonsumsi minuman energi yang baik dengan jumlah responden yang lebih besar dan metode penelitian yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, dkk. (2011). The “High” Risk of Energy Drinks. Diambil pada 2015 dari
http://dx.doi.org/0.1001/jama.2011.109
Arifuddin, M. (2011). Sejarah Perkembangan Pencak Silat.http://ikor.unnes.ac.id/sejarah-perkembangan-pencak-silat/. diakses pada tangga l6 Maret 2015
Arikunto,  S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta
(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti. Rineka Cipta. Jakarta
Azwar, S. (2009). Sikap Manusia Teori Dan Pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

Breda, dkk. (2014). Energy drink consumption in Europe: a review of the risks,
adverse health effects, and policy options to respond. Diambil pada 2015 dari http://dx.doi.org/10.3389/fpubh.2014.00134

Brenda, dkk. (2007). A survey of energy drink consumption patterns among college
Students Diambil pada 2015 dari Nutrition Journal 2007, 6:35  doi:10.1186/1475-2891-6-35
Bawazeer, N. (2013). Prevalence and Side Effects of Energy Drink Consumption among Medical Students at Umm Al-Qura University, Saudi Arabia. International Jurnal Of Medical Students, 1, (3)
Campbell, dkk. (2013). International Society of Sports Nutrition position stand: energy drinks. Journal of International Society of Sports Nutrition, 10, (1)
Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayati, N. L. (2015). Asuhan Gizi Olah Raga. Yogyakarta: Rapha Publising.
Irawan, MA. (2007). Konsumsi Cairan dan Olahraga. Jurnal Polton Sport Science & Perfomance Lab, 1, (2)
            (2008). Nutrisi, Energi & Performa Olahraga. Jurnal Polton Sport Science & Perfomance Lab, 1, (4)
Judarwanto, W. (2014). Waspadai Bahaya Minuman Energi Drink, Dapat Mengancam Jiwa. Diambil pada 2015 dari  http://klinikgizi.com/2014/04/27/waspadai-bahaya-minuman-energi-drink-dapat-mengancam-jiwa
Jennifer, dkk. (2014). Energy Drink Consumption and the Risk of Alcohol Use
Disorder among a National Sample of Adolescents and Young Adults. Diambil pada 2015 dari http://dx.doi.org/10.1016/j.jpeds.2014.08.050

Kammerer, dkk. (2014). Effects of energy drink major bioactive compounds on the performance of young adults in fitness and cognitive tests: a randomized controlled trial. Journal of the International Society of Sports Nutrition, 10, (11)
Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Raneka Cipta
                        (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Raneka Cipta
                      .(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Raneka Cipta
                    . (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Novitasari, A. (2009). Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan Faktor  Lingkungan dengan Perilaku Makan Berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) pada Atlet Remaja di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta Tahun 2009. Tesis Master Tidak Diterbitkan, Universitas Indonesia, Depok. Indonesia.
Putriastuti, R. (2007). Persepsi, Konsumsi dan Preferensi Minuman Berenergi. Jurnal Gizi dan Pangan, 2, (5)
Riwidikdo. (2008). Metode Penelitian Kesehatan. PT Gramedia Pustaka Utama
Rahmawati, M. (2015). Menu Tepat Makanan Atlet 11 Olahraga Terpopuler. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Setiawan, A. dan saryono, (2010). Metodologi Penelitian kebidanan. Nuha Medika. Jakarta
Sara, M, dkk. (2011). Health Effects of Energy Drinks on Children, Adolescents, and Young Adults. Jurnal Pediatrics, 127, (3)
Sakti, MH. (2013). Isu Dietetik dan Kesehatan. Yogyakarta

Sugiyono. (2007). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sunardi. ( 2013). Plus minus minuman berenergi. http://websehat.net/sehat-a-z/plus-minus-minuman-berenergi/ diakses pada tanggal l6 Maret 2015
Wawan, A dan Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Widyarini. (2014). Perilaku konsumsi minuman energi pada sopir pete-pete trayek sudiang kota makasar. Tesis Master Tidak Diterbitkan, Universitas Hasanudin, Makasar, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar