BAB III
LAPORAN KASUS
A.
PENGKAJIAN
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
T.T.L : 03-12-1958
Umur : 57
tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Masuk : 11 April 2016
Tanggal
Pengkajian : 12 April 2016
Dari/Rujukan : Poli RSUD Arifin Achmad
Diagnosa Medik : CHF
Nomor MR :
30.24.23
II.
RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1.
ALASAN KUNJUNGAN
Pasien masuk Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Ahmad Pekanbaru dirujuk
dari IGD RSUD Arifin Achmad dalam keadaan tidak sadar (pingsan) diantar oleh keluarganya dan perwat poli. Pasien pingsan ketika ingin melakukan
kontrol di poli jantung, karena beliau baru pulang dari perawatan penyakit
jantung pada tanggal 8 April 2016.
2.
KELUHAN UTAMA
Pada saat pengkajian tanggal 12 April 2016 jam 10.00
diruang Flamboyan 10, pasien terpasang infus Nacl 0,9 persen. Pasien mengeluhkan pusing dan sesak nafas. Pasien juga mengatakan lemas dan tidak mampu beraktivitas secara mandiri.
III.
RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
1.
Penyakit yang pernah dialami
Menurut istri pasien Tn. s pernah mengalami penyakit gastritis dan pernah dirawat dengan
penyakit gastritis tersebut.
2.
Riwayat Alergi
Pasien
tidak ada alergi terhadap makanan, minuman ataupun obat-obatan.
3.
Imunisasi
Pasien mengatakan pernah diimunisasi.
4.
Kebiasaan merokok/kopi/obat-obatan
Pasien merupakan
perokok, dalam 1 hari bisa menghabiskan 2 bungkus rokok. Pasien
biasa minum kopi dan teh, tidak ada mengosumsi obat-obatan.
5.
Obat-obatan
(Obat penurun pusing)
Nama Obat : Bodrex dan Paramex
Cara Mendapatkannya : Tanpa
Resep Dokter
6.
Pola Nutrisi
Pengkajian
|
Sehat
|
Sakit
|
BB/TB
|
57 kg/168cm
|
56kg/168cm
|
Frekuensi makan/porsi
|
3x sehari/ 1 porsi
|
3 x sehari/1 porsi
|
Jenis Diit
|
Nasi Biasa
|
Nasi Biasa
|
Makanan yang disukai
|
Bakso
|
Bubur
|
Makanan pantangan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Nafsu makan
|
Baik
|
Baik
|
Alasan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
7.
Pola Eliminasi
Pengkajian
|
Sehat
|
Sakit
|
BAB
|
||
Frekuensi
|
1
x sehari
|
1
x sehari
|
Warna
|
Kekuningan
|
Kekuningan
|
Penggunaan
Pencahar
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
Waktu
|
Tidak
tentu
|
Tidak
tentu
|
BAK
|
||
Frekuensi
|
4-5
x sehari
|
4-5 x sehari
|
Warna
|
Kuning
|
Kuning
|
8.
Pola tidur dan istirahat
Pengkajian
|
Sehat
|
Sakit
|
Waktu
tidur
|
Malam
|
Tidak
tentu
|
Lama
tidur
|
5-6
jam
|
2-3
jam
|
Kebiasaan
sebelum tidur
|
Menonton
TV
|
Tidak
ada
|
Kesulitan
dalam tidur
|
Tidak
ada
|
Sesak nafas dan pusing
|
MK : Gangguan pola tidur b.d kegelisahan dan
sering bangun saat tidur
9.
Pola aktivitas dan istirahat
Pengkajian
|
Sehat
|
Sakit
|
Kegiatan
dalam pekerjaan
|
Petani
|
Tidak
ada
|
Olahraga:
Jenis dan frekuensi
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
Kegiatan
waktu luang
|
Dirumah
saja
|
Tidak
ada
|
Kesulitan
/ keluhan dalam hal :
1.
Pergerakan
tubuh
2.
Mandi
3.
Mengenakan
pakaian
4.
Berhajat
5.
Sesak
nafas
6.
Mudah
merasa kelelahan
|
Normal
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Tidak
ada
Tidak
ada
|
Kaki
dan
kiri masih lemas
Dibantu oleh keluarganya
Dibantu
oleh keluarganya
Dibantu
oleh keluarga
ada
ada
|
MK:
Immobilitas fisik b.d kelemahan umum
10. Pola
Bekerja
Pengkajian
|
Sehat
|
Sakit
|
Jenis
pekerjaan
|
Petani
|
Tidak
ada
|
Lama
bekerja
|
08.00-16.00jam
|
Tidak
ada
|
Jumlah
jam kerja
|
±
8 jam
|
Tidak
ada
|
IV.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA/GENOGRAM
Pasien dan keluarga
pernah mengidap penyakit berat sebelumya dengan gastritis.
Genogram :
Keterangan
:
:
laki-laki :
perempuan meninggal
: perempuan : menikah
:
laki-laki meninggal :
hidup serumah
V.
POLA KOGNITIF PERSEPSI
1.
Tingkat Kesadaran :
Composmentis
Orientasi terhadap orang lain, waktu dan tempat sangat baik. Pasien
bisa mengenal keluarganya, bersosialisasi dengan orang disekitarnya.
VI.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda
vital
TD : 130/90 mmHg TB : 168 cm
Nadi : 81x/i
Suhu : 36,80 C
1.
Kepala
-
Inspeksi
Kepala
simetris, wajah simetris, rambut tebal dan lurus.
- Palpasi
Tidak Terdapat
pembengkakan pada kepala, tidak terdapat nyeri
tekan pada kepala.
2.
Mata
-
Inspeksi
Mata
kiri dan kanan simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat
hematom dan pembengkakan pada mata, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
-
Palpasi
Tidak
terdapat nyeri tekan.
3.
Hidung
-
Inspeksi
Hidung
simetris, tidak terdapat luka, tidak
terdapat pembengkakan, fungsi penciuman baik, terpasang nasa kanul.
-
Palpasi
Tidak
ada nyeri tekan
4.
Mulut
-
Inspeksi
Bibir
simetris atas dan bawah, tidak sianosis, tidak ada lesi, fungsi pengecapan
baik.
5.
Telinga
- Inspeksi
Daun
telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak ada serumen, funsi
pendengaran kurang baik.
6.
Leher
- Inspeksi
Leher
simetris kiri dan kanan, warna kulit
merata, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak massa.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
7.
Dada
a.
Paru-paru
Inspeksi : pernafasan bantu dengan otot dada
Palpasi : Fremitus taktil sama kiri dan kanan
Perkusi
: pekak terdengar dilapang paru bawah sebelah kiri
Auskultasi : Ronci (+)
b.
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V midklavikula
Auskultasi : Bunyi jantung s3: Murmur, tidak beraturan
8.
Tangan
Ekstremitas
kanan terpasang cairan infus RL 20 tetes/i, tidak terdapat edema, tidak ada
fraktur.
9.
Abdomen
-
Inspeksi
Perut
tidak tampak sedikit tegang
, simetris kiri dan kanan, umbilicus berada ditengah
-
Perkusi
terdengar
pekak di
kuadran kiri atas
-
Auskultasi
Bising
usus terdengar 12x/menit
-
Palpasi
nyeri
tekan kuadran kiri atas, dan teraba kardiomegali.
10.
Punggung
Tidak
terdapat dekubitus, hanya kemerahan saja karena tirah baring lama
11.
Genetalia
Klien
tidak terpasang kateter, pasien tidak memakai pampers.
12.
Kaki
Kaki kanan dan kiri masih lemah.
13.
Muskuloskeletal
-
ROM : ROM tidak penuh, pada kaki kanan dan kiri masih lemah.
-
Keseimbangan
berjalan : Pasien tidak dapat berjalan, hanya terbaring ditempat tidur
-
Gangguan
Tangan : Seimbang
-
Otot
kaki : Tidak seimbang
-
Nyeri
saat pergerakan : tidak ada
-
Kelainan
tulang sendi : Tidak ada
-
Kekuatan otot 4 4
3 3
14. Sirkulasi
Nadi
Perifer : 81 x/i
Distensi
vena jugularis : Tidak ada
Pengisian
kapiler : 6
detik
Edema : Tidak
ada
VII.
PEMERIKSAAN
PSIKOSOSIAL
Pasien mengatakan
cemas dengan keadaanya yang tiba-tiba bisa pingsan
dan lemas.
VIII.
HASIL LABORATORIUM
Tanggal 30 Maret 2016
WBC
10,22 103 µL normal
: 5000 – 10.000 /mm
RBC
2,718 10^6/µL normal : lk 4,5-
6,0 juta/cc
HGB 12,21 L
g/dL normal : lk 13,5-18
gr/dL
HCT 38, ∞ normal :lk 40-50 %
PLT
265 103
µL normal :
150.000 – 450.000 gr/dL
Tanggal 01 April 2016
GLU 77 mg/dl normal :
80 –
100 mg/dl
URI 10,0 mg/dL normal : 2,3-7,5 mg/dL
BILD 0,25 mg/dl normal : 0,00-0.20
BTOT1,06 mg/dl normal : 0,20-1.00/dL
EKG
-
LVH+ LAE v1,v3, v5
-
Slight ST, T Abnormality 1 avl, V5, v6
-
Poor K progression v2, v3
-
Left ax is deviation
Hasil
Rongten tanggal 4 April 2016
-COR: CTR> 50%
Kesan: Kardiomegali
Elektrolit tanggal 4 April 2016
Na+ 132, 1 mmol/L Normal:
135-145 mmol/L
K+ 4,16 mmol/L Normal:
3,5-5,5 mmol/L
CI 103,1 mmol/L Normal:
97-107 mmo/L
MEDIKASI
1.
IVFD
NacL 20
tetes/menit
Indikasi
Penggantian cairan plasma isotonik yang hilang Penggantian cairan pada kondisi alkalosis hipokloremia.
2.
Inj.
Ranitidin 2 X 1 amp (2 ml)
Golongan analgesik berfungsi menghambat perangsangan asam lambung.
3.
Aspilet 3x 1
Indikasi
Rheumatoid
arthritis, demam selama penyakit menular dan inflamasi, untuk mengatasi nyeri,
neuralgia, pencegahan primer dan sekunder infark miokard.
4.
ISDN 3x5 mg
Indikasi
Untuk mencegah sakit di dada yang disebabkan oleh angina.
5.
Spironolactone 1x 2 mg
Indikasi
Hipertensi esensial, keadaan edematosa termasuk gagal jantung
kongestif (CHF), sirosis hati (dengan atau tanpa asites/penggumpulan cairan
dalan rongga perut) & sindroma nefrotik, diagnosis & pengobatan
aldosteronisme primer, sebagai terapi penunjang pada hipertensi ganas,
pencegahan hipokalemia pada pasien yang menggunakan Digitalis ketika langkah
lainnya dianggap tidak cukup memadai atau tidak tepat.
6.
Allopurinol
3x1 mg
Indikasi
Hiperurisemia
primer : gout Hiperurisemia sekunder : mencegah pengendapan asam urat dan
kalsium oksalat. Produksi berlebihan asam urat antara lain pada keganasan,
polisitemia vera, terapi sitostatik.
7. Inj. Lasix 2 x 1 ml
Indikasi
Furosemid atau Lasix digunakan pada pasien yang
mengalami edema
(penumpukan cairan berlebihan di dalam tubuh) atau kelebihan asupan cairan.
Cairan yang berlebihan akan bertumpuk di tubuh, terutama paru-paru, perut, dan
anggota gerak. Penumpukan cairan pada paru-paru akan menyebabkan pasien sesak
nafas dan mengancam jiwa. Cairan di perut akan menyebabkan pembesaran perut dan
sesak nafas karena penekanan ke paru-paru. Cairan yang berlebihan di anggota
gerak mengakibatkan kaki menjadi bengkak.
8. Ambroxol 2x 1 ml
Indikasi
Sebagai obat batuk berdahak (terapi sekretolitik) pada penyakit
bronkopulmonal akut dan kronis yang berhubungan dengan dahak atau lendir
berlebihan dan gangguan transportasi lendir. Ambroxol digunakan untuk mengobati
tracheobronchitis, emfisema bronkitis pneumokoniosis, radang paru kronis,
bronkiektasis, bronkitis dengan bronkospasme asma. Dikombinasikan dengan
antibiotik pada bronkitis eksaserbasi akut yang disebabkan oleh infeksi
bakteri.
9.
Laxadine syrup 3x1
Indikasi Laxadine adalah sebagai berikut :
Kondisi
konstipasi / susah buang air besar yang memerlukan : 1). Perbaikan peristaltis
usus, 2). Pelicin jalannya tinja, 3). Penambahan volume tinja secara sistematis
sehingga tinja mudah dikeluarkan
Laxadine dapat diberikan sebagai persiapan menjelang tindakan radiologi/ronsen dan operasi.
Laxadine dapat diberikan sebagai persiapan menjelang tindakan radiologi/ronsen dan operasi.
10. Salbutamol 2x1 mg
Salbutamol atau
albuterol adalah obat golongan beta-adrenergik yang berfungsi
melebarkan saluran napas, sehingga diindikasikan untuk asma dan penyakit paru
obstruktif kronik (bronkitis kronik dan emfisema). Obat ini
dapat meredakan gejala asma ringan, sedang atau berat dan digunakan untuk
pencegahan serangan asma.
IX.
DATA FOKUS
Data Subjektif
Klien
mengatakan :
1.
Sesak nafas
2.
Susah untuk beraktivitas karena lemas
3.
Pusing
4.
Susah tidur
5.
Ansietas
Data Objektif
1.
Pasien
lemah terbaring ditempat tidur
2.
Seluruh
aktivitas dibantu oleh keluarganya
3.
Pasien
terpasang Nacl 0,9 20
tetes/menit dan terpasang
oksigen 5 L/Jam.
4.
Tampak pernafasan dengan retraksi dada, teraba massa di lapang paru bawah
kiri, terdengar suara paru ronchi.
5.
Bunyi Jantung s3( Murmur) tidak beraturan, palpasi jantung membesar kebawah
lapang kiri paru.
6.
Pasien
tampak cemas
Nadi :80x/
menit
TD : 130/
90 mmHg
RR : 34 x/menit
Suhu : 36,3 o
C
7.
Hasil
Rongten : Cor: CTR>
50%, kesan kardiomegali
8.
Hasil EKG
LVH+ LAE v1,v3, v5/ Hipertrofi ventrikel kiri dan
pembesaran atrium kiri
Slight ST, T Abnormality 1 avl, V5, v6
Poor K progression v2, v3
Left ax is deviation
9.
Hasil Labor
GLU 77 mg/dl normal
: 80 –
100 mg/dl
URI 10,0 mg/dL normal : 2,3-7,5 mg/dL
BILD 0,25 mg/dl normal : 0,00-0.20
BTOT1,06 mg/dl normal : 0,20-1.00/dL
10.
Elektrolit
Na+ 132,
1 mmol/L Normal: 135-145 mmol/L
11.
Kekuatan otot 4 4
3 3
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. S Umur :
57 Tahun
Diagnosa : CHF Ruangan :
Flamboyan
No
|
DATA
|
MASALAH
|
ETIOLOGI
|
1
|
DS:
-
Pasien
mengatakan sulit tidur
-
Pasien mengatakan sesak nafas
DO:
a.
RR:
30
x/mnt,
b.
Klien
tampak sesak napas, batuk, tampak pernapasan cuping hidung, tampak tarikan
otot pernapasan.
c.
Terdengan
ronchi di paru kanan dan kiri, paru kanan terdengar lemah
d.
Gambaran
rontgen pembesaran jantung yang menekan lapang paru
|
Pola nafas
tidak efektif
|
GAGAL POMPA VENTRIKEL KANAN
Tekanan diastole↑
Bendungan
atrium kanan
Bendungan
vena sistemik penimbunan as.laktat jantung
Kardiomegali
Mendesak diafragma
Penurunan ekspansi paru
Sesak
Nafas
|
2
|
DS:
-
Pasien
mengatakan sulit tidur
-
Pasien mengatakan sesak nafas
-
Pasien mengatakan pusing
DO:
- Bunyi
jantung S3/murmur tidak beraturan
- Nyeri
tekan
- CRT: 6
detik
- Pasien tampak hanya terbaring di atas tempat tidur.
- Aktivitas
pasien dibantu oleh anggota keluarga
- Hasil Rongten : Kardiomegali
- EKG:
Abnormal kerja jantung
|
Penurunan Jantung
|
Arteri Koroner
Infark miokard
Kontrakdilitas miokard menurun
suplai darah dijantung dan tubuh berkurang
Kekurangan
oksigen dalam tubuh
|
3.
|
DS :
-
pasien mengatakan lemas
-
pasien mengatakan sulit tidur
DO :
-
Klien terbaring ditempat tidur
-
Aktivitas klien dibantu keluarga
Klien tampak lemas
|
Immobilitas fisik
|
Gagal jantung kiri
COP menururn
Suplai darah ke jaringan menurun
penurunan o2 dan nutrisi dalam sel
Katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan
Fatigue(lemah/letih)
|
4.
|
DS:
-Pasien mengatakan cemas kenapa bisa langsung pingsan
|
|
|
Diagnosa
Keperawatan
1. Ketidak
efektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2. Penurunan
curah jantung berhubungan dengan kekurangan
oksigen dalam darah
3.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan umum
4.
Ansietas berhubungan
dengan proses penyakit
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
Nama
Pasien : Tn. S No.
MR : 30.24.23
Umur : 57 tahun Ruangan : Flamboyan
No.
|
Dx.Keperawatan
|
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
|
RENCANA TINDAKAN
|
Rasional
|
1.
|
Ketidakefektifan
pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru (
|
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam maka ketidakefektifan pola napas
dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Respiratory
status : Airway patency
·
Menunjukkan jalan nafas yang paten
(klien tidak merasa sesak
·
Irama nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal
·
Tidak ada suara nafas abnormal.
Vital
sign(0802)
Tanda Tanda vital dalam rentang
normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
|
Airway Management
Oxygen Therapy
·
Pertahankan jalan
nafas yang paten
·
Atur peralatan
oksigenasi
·
Monitor aliran oksigen
·
Pertahankan posisi
pasien
·
Kolaborasi pemberian
nebulizer
·
Kolaborasi pemberian
terapi farmakologi
Vital sign Monitoring
·
Monitor
TD, nadi, suhu, dan pernapasan
·
Monitor kualitas dari
nadi
·
Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
·
Monitor suara paru
|
1.
Posisi yang
baik tidak menekan paru dapat memaksimalkan kerja paru
2.
Mendengarkan bunyi nafas guna mengevaluasi apa yang
terdapat diparu
3.
Jalan nafas yang paten akan mengurangi keluhan sesak
klien
4.
Oksigen yang benar-benar masuk ketubuh pasien sesuai
dosis mempengaruhi kinerja paru klien
5.
Pemberian nebulizer dapat mencairkan sputum yang
menghambat jalan nafas
6.
Melakukan monitor pernafasan mengetahui apakah klien
masih sesak atau tidak
|
2.
|
Penurunan
curah jantung berhubungan dengan kurang suplai oksigen
|
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, penurunan curah jantung
teratasi dengan kriteria hasil :
Cardiac pump effectiveness
·
Tanda-tanda
vital dalam batas normal
·
Dapat
mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
·
Tidak
ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
|
Cardiac Care Acute (
Vital sign Monitoring
|
1. Adanya
nyeri menunjukan ketidak adekuatan suplai darah ke
2. Adanya
suara s3 dan s4 menandakan adanya masalah pada jantung
3.
Status
respirasi yang buruk bisa saja disebabkan oleh edema paru dan ini erat
kaitannya dengan terjadinya gagal jantung
4.
Perawat
atau tenaga medis bisa memberikan penanganan dan pengobatan yang tepat
5. Terapi
farmakologi bekerja secara subjektif sesuia dengan keluhan pasien
|
3.
|
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien dapat mentolerir
aktifitas, dengan kriteria hasil :
Activity tolerance
Saturasi
oksigen saat beraktivitas dalam rentang normal
·
Frekuensi
nadi saat beraktivitas dalam rentang normal (60-100 x/menit)
·
RR
saat beraktivitas dalam rentang normal (12-20 x/menit)
·
Mudah
bernapas saat beraktivitas
·
Tekanan
systolik saat beraktivitas dalam rentang normal (120-140 mmHg)
·
Tekanan
diastolic saat beraktivitas dalam rentang normal (80-90 mmHg)
|
Exercise Therapy : Joint Mobility
|
1. Memiliki
motivasi yang tinggi untuk segera beraktivitas dapat meningkatkan semangat
pasien
2. Adanya
gerakan-gerakan yang dilakukan pasien dapat meningkat sirkulasi darah ke
persendian dan menghilagkan kekakuan terhadap pasien
3. Menganjurkan
klien duduk dapat mendorong klien untuk beraktivitas secara perlahan.
|
M Resort Casino - Hendon Mob, Inc. - JTM Hub
BalasHapusM Resort Casino. Address: 부천 출장샵 7400 South Lake Ave, 광양 출장안마 Hendon, 여주 출장마사지 IN 성남 출장안마 38664, United 대구광역 출장샵 States. Phone: 1-888-360-7000. Delivery available from: 5AM-12PM.