Kamis, 17 Maret 2016

Laporan MMD 1 Keperawatan Komunitas

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi). Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana bidang itu adalah bidang keperawatan yang merupakan paduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperwatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. keperawatan komunitas belum menjadi suatu hal yang biasa dikalangan masyarakat secara merata. Sementara ini orang masih mengenal posyandu, puskesmas atau rumah sakit, manakala menjumpai masalah kesehatan aktual atau emergency.
Perkembangan pembangunan di bidang kesehatan dewasa ini berkembang dengan pesat. Berbagai permasalahan kesehatan yang terjadi pun semkin kompleks. Hal ini tidak dapat dihindari sebagai akibat dari tuntutan masyarakat, baik di dalam maupun di luar negri. Kemajuan masyarakat yang pesat adanya transisi epidemiologi, transisi demografi, serta transformasi sosial, menuntut adanya perawat komunitas di puskesmas (Mubarak dan Cayatin, 2009). Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu bertujuan agar individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab terhadap masyarakat atas kesehatan diri, mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, serta menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan berdasarkan asas kemandirian dan kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat dapat berperan serta dengan menyumbangkan tenaga, fikiran atau pengetahuan, sarana, dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan (Mubarak dan cayatin, 2009).
Proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga kelompok atau masyarakat. Sasaran proses keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidak tahuan, ketidak mauan atau pun ketidak mampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan prioritas daerah yaitu belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan atau sudah memanfaatkan tetapi memerlukan tindak lanjut. Fokus utama pada keluarga rawan kesehatan yaitu keluarga miskin yang rentan dan keluarga yang termasuk resiko tinggi untuk meningkatkan kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Depkes RI, Radley, Logan, dan Dakwin)
Asuhan keperawatan komunitas, perawat melaksanakan kesehatan masyarakat yang dapat melakukan pendekatan untuk merubah perilaku kesehatan masyarakat ke arah positif dalam memelihara kesehatan  dan keperawatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan mencari alternatif pemecahan masalah melalui perencanaan yang dibuat serta mengevaluasi hasil yang telah dicapai. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas, perawat kesehatan masyarakat dapat melakukan pendekatan untuk merubah perilaku masyarakat ke arah positif dalam memelihara kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan mencari alternatif pemecahan masalah melalui perencanaan yang dibuat serta mengevaluasi hasil yang telas dicapai. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan mahasiswa program studi ilmu keperawatan Stikes Tengku Maharatu Pekanbaru di RW 11Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya  terhadap kepala keluarga yang dilaksanakan mulai tanggal 17 Januari 2015  sampai dengan 01 Januari 2015 maka ditemukan beberapa masalah, yaitu :
     Resiko berhenti penggunaan alat kontrasepsi terhadap PUS di wilayah RW 11Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya  B.D kurangnya Pengetahuan PUS terhadap informasi tentang KB lainnya.
Berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan oleh mahasiswa praktik keperawatan komunitas STIKes Tengku maharatu pekanbaru di RW 11Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai, maka pemecahan masalah kesehatan yang dilakukan akan dilaksanakan secara bersama-sama sesuai dengan perencanaan yang akan dimusyawarahkan pada MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) I.
Berikut akan diuraikan hasil pelaksanaan dari proses keperawatan komunitas yang dimulai dari pengkajian, perumusan masalah keperawatan yang muncul di masyarakat pada Musyawarah Masyarakat Desa sampai dengan evaluasi di RW 11Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai


B.    TUJUAN
1.    Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan komunitas sesuai dengan konsep keperawatan komunitas di lapangan dalam praktik keperawatan komunitas di RW 11Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai.
2.    Tujuan Khusus
a)    Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kesehatan masyarakat dengan berbagai metode pengumpulan data di RW 11 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Mahasiswa mampu merumuskan masalah dan menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang diprioritaskan.
b)    Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan keperawatan komunitas untuk mengatasi masalah kesehatan yang timbul berdasarkan pengumpulan data yang telah diprioritaskan.
c)    Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan komunitas yang telah disusun.
d)    Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah berjalan dan mahasiswa mampu membuat rencana tindak lanjut keperawatan komunitas.



BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    KONSEP MDGS
Millennium Development Goals (MDGs) adalah sebuah komitmen bersama masyarakat internasional untuk mempercepat pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Deklarasi MDGs merupakan komitmen negara-negara dan komunitas internasional untuk mencapai sasaran pembangunan.
 Para pemimpin dunia berkomitmen untuk mengurangi separuh lebih jumlah orang-orang yang menderita kemiskinan dan kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan gender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3, dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015. Berikut adalah 7  target MDGs:
1.    Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem
    Seandainya tidak ada orang miskin, hampir semua masalah kita praktis terselesaikan. Ketika anda punya uang, anda tentu bisa memeriksakan diri ke dokter yang baik. Anda juga bisa memperoleh sambungan jaringan air minum serta makanan berkualitas. Karena itu, tujuan pertama dalam MDGs adalah mengurangi jumlah penduduk miskin.
2.    Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua
            Tampaknya, di bidang pendidikan, Indonesia lebih berhasil. Tujuan kedua MDGs ini adalah memastikan bahwa semua anak menerima pendidikan dasar.

3.    Mendorong kesetaran gender dan pemberdayaan perempuan
    Tujuan ini memiliki tiga target. Pertama, menyangkut pendidikan. Untuk hal ini, nampaknya kita cukup berhasil. Namun, terkait target kedua dan ketiga, yaitu lapangan pekerjaan dan keterwakilan dalam parlemen, kesempatan yang dimiliki perempuan Indonesia masih kurang.
4.    Menurunkan angka kematian anak
    Tujuan ini dilatarbelakangi oleh tingginya tingkat kematian bayi yang ada di Indonesia. Anak-anak, terutama bayi, lebih rentan terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat.

5.    Meningkatkan kesehatan ibu
Melahirkan seyogyanya menjadi peristiwa bahagia tetapi seringkali berubah menjadi tragedi. Sebenarnya, hampir semua kematian tersebut dapat dicegah. Karena itu tujuan kelima MDGs difokuskan pada kesehatan ibu, untuk mengurangi “kematian ibu”. Meski semua sepakat bahwa angka kematian ibu terlalu tinggi, seringkali muncul keraguan tentang angka yang tepat.
6.    Memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya
Tujuan keenam dalam MDGs menangani berbagai penyakit menular paling berbahaya. Pada urutan teratas adalah Human Immunode_ ciency Virus (HIV),yaitu virus penyebab Acquired Immuno De_ ciency Syndrome (AIDS) – terutama karena penyakit ini dapat membawa dampak yang menghancurkan, bukan hanya terhadap kesehatan masyarakat namun juga terhadap negara secara keseluruhan.

7.    Memastikan kelestarian lingkungan
    Tujuan MDGs ketujuh adalah untuk menghalangi kerusakan ini. Pertama, tujuan ini menelaah seberapa besar wilayah kita yang tertutup oleh pohon. Ini penting bagi Indonesia karena kita memiliki sejumlah hutan yang paling kaya dan paling beragam di dunia.

B.     KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah lain saling berinteraksi  menurut (kontjeningrat, 1990). Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009). Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan.
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:
1.    Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
2.    Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3.    Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4.    Keadilan
    Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
5.    Otonomi
            Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005). Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan.  Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
1.    Individu sebagai klien
2.    Individu adalah anggota keluarga
3.    Keluarga sebagai klien
4.    Masyarakat sebagai klien

C.     PERAN PERAWAT KOMUNITAS
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah
1)    Sebagai pendidik
    Memberkan pendidikan kesehatan kepada individu, keluraga , kelompok dan masyarakat baik dirumah ,puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan prilaku sehat, sehingga terjadi perubahan prilaku seperti yang di harapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal
2)    Sebagai pengamat kesehatan
    Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut maslah –masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah ,pertemuan-pertemuan observasi dan perkumpulan data.
3)    Koordiantor pelayanan kesehatan
    Mengkoordini seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyrakat dn puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lainya sehingga tercipta keterpaduan dalam system pelayanan kesehatan .
4)    Sebagai pembaharuan
    Perawat kesehatan masyarakat  dapat berperan sebagai agen pembaharuan terhadap individu, kelurga , kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah prilaku dan pola hidup yang erat kaitanya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
5)    Pengorganisir pelayanan kesehatan
    Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta memberikan motivasi dalam meningkatakan keikutsertaan masyarakat individu, keluarga, kelompok , dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang di laksanakan oleh masyarakat misalanya kegiatan posyandu.
6)    Sebagai panutan
    Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagai mana tata cara hidup sehat yang dapat di tiru dan di contoh oleh masyarakat.
7)    Sebagai tempat bertanya
    Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh individu , keluarga , kelompok dan masyarakat untk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang di hadapi sehari-hari.
8)    Sebagai pengelola
    Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelolah berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang di bebankan kepadanya.

D.    ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1.    Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2005). Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
a.    Pengumpulan data
        Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1)    Wawancara atau anamnesa
    Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
2)    Pengamatan
    Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
3)    Pemeriksaan fisik
    Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
b.    Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
2) Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
c.    Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
d.    Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi.
2.    Diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (ANA).
    Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkinterjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem (masalah), etiologi (penyebab), sign atau symtom (tanda gejala) (Mubarak, 2005).
3.    Perencanaan keperawatan.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
4.     Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).
5.    Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).
    Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998.
a.    Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b.    Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.
c.     Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi. Perlu dipahami bersama oleh perawat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap program kesehatan.

0 komentar:

Posting Komentar