ABORTUS
-
Infeksi Akut : Pneumonia, Thipii,
septikemia, peritonitis
-
Gangguan
Endokrin : Gangguan produksi
progesterone, thyroid
-
Gangguan
Gizi/Anemia
-
Trauma, baik
yang tidak disengaja (mischariage) maupun yang disengaja
(provokatus)
Pemeriksaan Diagnostik :
1. Test HCG Urine Indikator kehamilan Positif
2. Ultra Sonografi Kondisi
janin/cavum ut terdapat
janin/sisa janin
3. Kadar Hematocrit/Ht Status
Hemodinamika Penurunan (<
35 mg%)
4. Kadar Hemoglobin Status
Hemodinamika Penurunan (<
10 mg%)
5. Kadar SDP Resiko
Infeksi Meningkat(>10.000
U/dl)
6. Kultur Kuman
spesifik Ditemukan
kuman
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Devisit Volume Cairan s.d perdarahan
- Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi
- Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kerusakan jaringan intrauteri
- Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab
- Cemas s.d kurang pengetahuan
INTERVENSI KEPERAWATAN :
- Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan
Tujuan :
Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang
antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
a.
Kaji kondisi
status hemodinamika
R : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat
abortus memiliki karekteristik bervariasi
b.
Ukur
pengeluaran harian
R : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan
harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal
c.
Berikan
sejumlah cairan pengganti harian
R : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi
perdarahan masif
d.
Evaluasi
status hemodinamika
R : Penilaian dapat dilakukan secara
harian melalui pemeriksaan fisik
- Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi
Tujuan :
Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya
komplikasi
Intervensi :
a. Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
R : Mungkin klien tidak mengalami perubahan
berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien
lebih buruk
b. Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi
uterus/kandungan
R : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi
dan pulsasi organ reproduksi
c. Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
sehari-hari
R : Mengistiratkan klilen secara optimal
d. Bantu klien
untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien
R : Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus
imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan
e. Evaluasi
perkembangan kemampuan klien
melakukan aktivitas
R : Menilai kondisi umum klien
- Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan jaringan intrauteri
Tujuan :
Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami
Intervensi :
a. Kaji kondisi nyeri yang dialami klien
R : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan
dengan skala maupun dsekripsi.
b. Terangkan nyeri yang diderita klien dan
penyebabnya
R : Meningkatkan koping klien dalam melakukan
guidance mengatasi nyeri
c. Kolaborasi pemberian analgetika
R : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat
dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum
luas/spesifik
- Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan
Intervensi :
a. Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ;
jumlah, warna, dan bau
R : Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji
setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak
enak mungkin merupakan tanda infeksi
b. Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva
selama masa perdarahan
R : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya
kebersihan genital yang lebih luar
c. Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart
R : Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui
dischart
d. Lakukan perawatan vulva
R :Inkubasi kuman pada area genital yang relatif
cepat dapat menyebabkan infeksi.
e. Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi
R : Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi
tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan
gejala infeksi
f. Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama se;ama
masa perdarahan
R : Pengertian pada keluarga sangat penting
artinya untuk kebaikan ibu; senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk
kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada
pasangan.
- Cemas s.d kurang pengetahuan
Tujuan :
Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan
keluarga terhadap penyakit meningkat
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit
R : Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan
rasa cemas
b. Kaji derajat kecemasan yang dialami klien
R : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan
penurunan penialaian objektif klien tentang penyakit
c. Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan
R : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan
keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan
kesadaran diri klien
d. Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama
R : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah
berkontibusi menurunkan kecemasan
e. Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga
R : Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi
klien untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun support system keluarga;
untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga.
Referensi :
1.
Bagian
Obstetri dan Ginekologi FK Unpad(1981) Obstetri Patologi, Elstar Offset,
Bandung
2.
JNPKKR-POGI
(2000), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
3.
Wong,Dona
L& Perry, Shanon W (1998) Maternal Child Nursing Care, Mosby Year Book Co.,
Philadelphia
4.
– (--),
Protap Pelayanan Kebidanan RSUD Dr. Sutomo Surabaya, Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar